Lamongan adalah salah satu kecamatan yang tidak terlepas dari permasalahan sampah. Kota ini memiliki keterbatasan kemampuan dalam system pengolahan sampah sehingga belum terwujudnya pendekatan yang komprehensif dari sejak sebelum dihasilkan hingga menjadi sampah. Untuk itu, Dosen Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan (UNISLA), Hj. Nur Azizah Afandi, berhasil melakukan penelitian kajian potensi sumber sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat melalui 3r (Reduce, Reuse, Recycle).

Bu Azizah telah berhasil menggerakkan masyarakat di lingkunganya untuk membuat bank sampah di lima titik di Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Sebab, Ia melihat banyaknya sampah, yang sebagian besar merupakan sampah rumah tangga menimbulkan kekumuhan yang tak sedap di pandang dan bau tak sedap. “Hati saya tergerak untuk mendirikan bank sampah agar lingkungan saya bersih tidak terlihat kumuh,” ucap perempuan yang memiliki nama panggilan Azizah.

Dosen ini menjelaskan, tujuan dari didirikannya bank sampah tersebut adalah untuk memilah atau membedakan sampah organik dan non organik. Menentukan model pengolahan dan daur ulang sampah yang tepat untuk diterapkan. Kemudian manfaat dari bank sampah tersebut adalah sebagai penyempurnaan system pengelolahan sampah rumah tangga berbasis masyarakat, sebagai alat untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menerapkan system reduksi sampah berbasis masyarakat.  “Mendirikan bank sampah ini tidak lah mudah, karena banyak masyarakat di lingkungan perumahan bersikap apatis, tidak peduli terhadap lingkungan sekitar,” kata Bu Azizah.

Namun dosen Teknik Sipil ini tetap optimis, dengan usahanya melakukan sosialisasi dengan cara mengumpulkan masyarakat sekitar, akhirnya menuai hasil positif. Masyarakat, bersedia mengapresiasi, terutama kalangan ibu-ibu rumah tangga.”Tindak lanjut adanya bank sampah ini rencananya akan di lakukan tahap pelatihan untuk pemanfaatan sampah organik yang dijadikan sebagai komposter (pupuk) dan sampah anorganik sebagai barang yang bisa bermanfaat,” tuturnya.

Pendirian bank sampah ini telah mendapatkan hasil yang positif. Salah satu titik di kelurahan Tumenggungan sudah bisa membayar listrik dengan hasil dari bank sampah. Ada juga yang dipakai untuk rekreasi sebagai penjalin kekompakan dan silaturahmi antar warga. Pula dibuat sumbangan tong sampah untuk RT yang belum memiliki tong sampah kering dan basah.Penilitian Bu Azizah ini sudah mengikuti 3 publikasi ilmiah, yaitu Seminar Internasional di Universitas Wijaya Kusuma tahun 2015, Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 7 Desember lalu, dan Seminar Nasional di ITATS Surabaya.

Sampah itu jika tidak dikelola akan menumpuk. Kebutuhan penduduk Lamongan semakin hari akan semakin bertambah dan menghasilkan sampah yang semakin meningkat pula. Ibu Azizah menambahkan, adanya bank sampah diharapkan juga bisa membangun mindset masyarakat sekitar untuk prihatin dan peduli terhadap lingkungan, supaya terbebas dari banjir. “ Jika kita bisa membersihkannya mulai dari sekarang, kita akan bisa menuai hasilnya nanti. Anak-anak penerus kita akan bisa menghirup udara yang bersih. Mulailah membiasakan hidup sehat. Jadikanlah kampus hijau Unisla menjadi kampus yang benar-benar hijau akan lingkungan,” tambahnya.